Tuesday, 18 December 2012

Kisah Nyata Keajaiban-Keajaiban Di Jalur Gaza

Pray for Palestine


Kisah Nyata Keajaiban-Keajaiban Di Jalur Gaza
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 
360km persegi. Berada di Palestina Selatan, “tersepit” di antara tanah
yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania,
serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya. Sudah lama
Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jgnkan menguasai,
untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota
kecil ini. Blokade rapat yg membuat rakyat Gaza kesulitan
memperoleh bahan makanan, obat-obatan, & energi, tlh dilakukan
sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan,
bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah
ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka
“mengguyurkan” ratusan ton bom & mengerahkan semua kekuatan
hingga pasukan cadangannya. Namun, skli lg, negara yg tergolong
memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG,
ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai
para mujahidin Palestina, x akan mampu menghadapi pasukan
Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia.
Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur
Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan ttp di sana ada “kekuatan lain” yg membuat para mujahidin
mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dgn
muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata
kuno.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan
kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang
munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para
mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa
“peristiwa aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di
kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnalis, bahkan
disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat
mereka.

Berikut ini adalah rangkuman “kisah-kisah ajaib” tersebut dari
berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.

Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza ...

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan
Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik
keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan
Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh
sekelompok pasukan Israel. Seluruh anggota keluarga
diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki
diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan
 (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam,
laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang
 al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara
itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu
pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu
 menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam
hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan
keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik
Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga
menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya,
sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel.
Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau
 Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok
mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang
berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?”
Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang
 berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya
yang ia miliki. Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga dtg
dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak
mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari
serangan Israel. Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang
menangis.” Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau
takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang
bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-
porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka
datang,” jawabnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...